MEMAKAN DAGING ANJING ITU HALAL APALAGI DIPELIHARANYA YANG JELAS MUBAH

 ANJING, BINATANG CERDAS DAN SUCI YANG DIBENCI OLEH ANDA!


Sepanjang sejarah kehidupan, anjing memiliki tempat khusus dlm kehidupan manusia. Bahkan dalam Islam, binatang buas boleh dipelihara dirumahnya dengan syarat bila telah terdidik dan kecerdasannya sudah seperti anjing, mukallibiin.


يَسْئَلُوْنَكَ مَاذَآ اُحِلَّ لَهُمْۗ قُلْ اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبٰتُۙ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِّنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِيْنَ تُعَلِّمُوْنَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللّٰهُ فَكُلُوْا مِمَّآ اَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهِ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ


Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah, "Yang dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu (anjing dkk) yang telah kamu beri pengajaran, yang kamu latih menurut apa yang telah diajarkan Alloh kepadamu. Maka, makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Alloh. Dan bertakwalah kepada Alloh, sungguh, Alloh sangat cepat perhitungan-Nya." 

(QS. Al-Ma'idah (5): 4)


Artinya anjing adalah salah satu binatang paling cerdas di muka bumi. Ia bisa diberi pelajaran penting dan akan mampu menerimanya. Oleh karena itu anjing telah dipelihara oleh manusia dan orang-orang sholih sejak dahulu. 


Ashabul kahfi misalnya, yg mengasingkan diri dan tertidur dalam goa 309 tahun itu, punya peliharaan anjing:


وَتَحْسَبُهُمْ اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌ ۖ وَّنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِۗ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang ANJING MEREKA MEMBENTANGKAN KEDUA LENGANNYA DI DEPAN PINTU GOA. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka. 

( QS.Al-Kahf (18): 18)


Ayat itu jg memberi informasi kpd manusia, anjing adalah binatang paling setia kepada tuannya. Bayangkan tuannya tertidur selama 309 tahun, anjing itu tetap setia menunggu di pintu goa sampai ajal menjemput.


Demikian juga di masa Nabi, anjing biasa dipelihara yg berkeliaran bahkan keluar masuk masjid.


حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ ابْنُ عُمَرَ كُنْتُ أَبِيتُ فِي الْمَسْجِدِ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكُنْتُ فَتًى شَابًّا عَزَبًا وَكَانَتْ الْكِلَابُ تَبُولُ وَتُقْبِلُ وَتُدْبِرُ فِي الْمَسْجِدِ فَلَمْ يَكُونُوا يَرُشُّونَ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ


Dari Ibnu Syihab, telah menceritakan kepadaku Hamzah bin Abdullah bin Umar dia berkata, Ibnu Umar berkata, Saya pernah bermalam di masjid pada masa Rosululloh ﷺ, ketika itu saya masih muda dan bujangan. Sementara anjing-anjing kencing mondar mandir dalam masjid. Dan mereka (para sahabat) tidak ada yang memercikkan air sedikit pun terhadapnya. 

(HR Abu Dawud)


Sebagaimana QS.Al-Maidah:5, anjing dimasa Nabi sudah biasa dipakai berburu, ia berburu binatang buruan dengan moncongnya. Bila buruannya mati, buruan tersebut tetap suci dan halal dimakan.


أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا وَهُوَ ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَامِرٌ عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْكَلْبِ فَقَالَ إِذَا أَرْسَلْتَ كَلْبَكَ فَسَمَّيْتَ فَكُلْ وَإِنْ وَجَدْتَ كَلْبًا آخَرَ مَعَ كَلْبِكَ فَلَا تَأْكُلْ فَإِنَّمَا سَمَّيْتَ عَلَى كَلْبِكَ وَلَمْ تُسَمِّ عَلَى غَيْرِهِ

Dari 'Adi bin Hatim, ia berkata, saya bertanya kepada Rosululloh ﷺ mengenai anjing. Kemudian beliau berkata, "Apabila engkau mengirimkan anjingmu maka sebutkan nama Alloh dan makanlah, dan apabila engkau dapati anjing yang lain bersama dengan anjingmu maka janganlah engkau makan, karena sesungguhnya engkau hanya menyebut nama Alloh pada anjingmu saja, dan tidak menyebutnya pada anjing yang lain."

 (Hr Nasai 4196)


Demikianlah anjing adalah bihatang bermanfaat yang diciptakan Alloh untuk manusia, dia mubah dipelihara dan memiliki kecerdasan lebih dibanding binatang lainnya.


PERSOALAN LARANGAN MEMELIHARA ANJING

Persoalan larangan memelihara anjing, berawal adanya riwayat ganjil malaikat batal mengunjungi Nabi sebab di rumah beliau ada anjing dan gambar, lantas muncul berbagai hadits larangan memelihara anjing atau perintah membunuhi anjing. 


Hadits-hadit larangan memelihara anjing tsb bervariasi, bila diperhatikan isinya kontradiktif dan goncang atau terjadi idhtirab. Ada hadits melarang memelihara anjing karena malaikat tidak masuk, padahal dalam kisah ashabul kahfi justru menunjukkan pemilik anjing dijaga malaikat selama ratusan tahun.


Pasca riwayat jibril urung memasuki rumah Nabi tsb, memang ada hadits-hadits larangan memelihara anjing, namun isinya saling kontradiktif. Ada yg menyebut Nabi menyuruh membunuh semua anjing tanpa terkecuali:


أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ غَيْرَ مَا اسْتَثْنَى مِنْهَا


Dari Ibnu Umar bahwasannya Rasulullah memerintahkan para shahabat agar membunuh semua anjing tanpa terkecuali ( HR. AN Nasai)


Ada riwayat agar semua anjing dibunuh kecuali anjing pemburu dan penjaga ternak:


حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ إِلَّا كَلْبَ صَيْدٍ أَوْ كَلْبَ غَنَمٍ أَوْ مَاشِيَةٍ فَقِيلَ لِابْنِ عُمَرَ إِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ أَوْ كَلْبَ زَرْعٍ فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ إِنَّ لِأَبِي هُرَيْرَةَ زَرْعًا

Dari Ibnu Umar, bahwa Rosululloh ﷺ memerintahkan untuk membunuh anjing kecuali anjing untuk berburu atau anjing penjaga hewan ternak atau anjing jinak

 ( HR Muslim)


Berbeda lagi, hadits yg menyuruh membunuh yang hitam pekat saja:


حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ خَلَفٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ أَمَرَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ حَتَّى إِنْ كَانَتْ الْمَرْأَةُ تَقْدَمُ مِنْ الْبَادِيَةِ يَعْنِي بِالْكَلْبِ فَنَقْتُلُهُ ثُمَّ نَهَانَا عَنْ قَتْلِهَا وَقَالَ عَلَيْكُمْ بِالْأَسْوَدِ


dari Jabir, ia berkata, Nabi ﷺ memerintahkan untuk membunuh seluruh anjing hingga seorang wanita datang dari pelosok dengan membawa anjing, lalu kami membunuhnya. Kemudian beliau melarang kami dari membunuh anjing dan berkata, "Bunuhlah yang hitam pekat saja!" (Hr abu dawud)


Kesimpulannya riwayat-riwayat yang melarang memelihara anjing atau membunuh anjing adalah hadits yang guncang, kontradiktif dan tidak bisa dijadikan pegangan. Disamping bertentangan dengan AlQuran, riwayat tersebut juga bertentangan dengan riwayat lain dari Nabi yang menghormati anjing. Secara akal sehat mustahil Alloh menyuruh Nabinya membunuhi anjing, makhlukNya yang tak berdosa. 


MAKA YANG BENAR, Nabi sangat menyayangi semua ciptaanNya. Bahkan Nabi sendiri menyuruh ummatnya mengasihi semua binatang termasuk anjing:


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَنِي فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ فَأَمْسَكَهُ بِفِيهِ حَتَّى رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا فَقَالَ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ


Dari Abu Hurairah bahwa Rosululloh ﷺ berkata, "Ketika seorang laki-laki berjalan di sebuah jalan, dan ia merasakan sangat kehausan, ternyata ia mendapatkan sebuah sumur. Lalu ia menuruninya lalu minum, kemudian ia keluar dan tiba-tiba terdapat anjing yang menjulurkan lidahnya, ia makan tanah yang lembab karena kehausan. Lalu orang tersebut berkata, sungguh ANJING ini telah kehausan seperti yang pernah aku rasakan. Kemudian ia turun ke sumur dan ia memenuhi sepatunya lalu ia memegangnya menggunakan mulutnya dan naik ke atas kemudian memberi minum ANJING tersebut. Maka Alloh berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya." Kemudian mereka berkata, wahai Rosululloh, apakah kami mendapatkan pahala karena berbuat baik kepada binatang ini? Beliau berkata, "Dalam setiap yang berhati basah (makhluk bernyawa) terdapat PAHALA." 

(HR Abu Dawud)


Ibnu abdil barr menerangkan terkait hadits tsb, perihal pemeliharaan anjing tergantung pada perlakuannya terhadap peliharaan tersebut. Jika cara memeliharanya baik, maka Alloh akan memberi pahala. Sebaliknya jika perilakunya buruk, Alloh membalasnya dengan dosa.


وقد يكون في التقصير في الإحسان إلى الكلب لأنه قانع ناظر إلى يد متخذه ففي الإحسان إليه أجر كما قال صلى الله عليه وسلم في كل ذي كبد رطبة أجر وفي الإساءة إليه بتضييقة وزر


"Terkadang terjadi kelalaian untuk berbuat baik terhadap anjing, hal ini cukup dilihat dari tangan orang yang memeliharanya. Berbuat baik terhadap anjing bernilai pahala sebagaimana sabda Rosululloh, 'Pada setiap hati yang basah (makhluk bernyawa) terdapat pahala.' Sedangkan berbuat jahat dengan kezaliman tertentu terhadap anjing juga bernilai dosa." (Ibnu Abdil Barr, Al-Istidzkar Al-Jami‘ li Madzahibi Fuqaha’il Amshar, halaman 194).


Maka sekarang teranglah persoalan anjing ini. Seandainya riwayat-riwayat idhtirab (kontradiktif) tentang larangan memelihara anjing tersebut tetap diterima, maknanya adalah terlarang memelihara anjing bila anjingnya tidak jinak (galak) sesuai dengan pengertian QS. Al-maidah ayat 5, yakni binatang tsb belum terdidik, yg bisa menyebabkan keburukan, diantaranya mengganggu orang atau mengotori lingkungan. Sebaliknya bila anjing-anjing tersebut telah terdidik (jinak dan terlatih) maka mubah dipelihara untuk keperluannya.


KESIMPULAN:

1. ANJING adalah binatang cerdas dan setia yang telah disiapkan Alloh untuk manusia bahkan menemani orang-orang shalih sejak dahulu.

2. Anjing adalah binatang yang mubah dipelihara manusia untuk keperluannya, selama sudah jinak atau terdidik sehingga tidak merugikan dirinya dan lingkungannya.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

𝙎𝙮𝙖𝙛𝙖𝙖𝙩 𝙉𝙖𝙗𝙞 𝙄𝙩𝙪 𝘽𝙞𝙙'𝙖𝙝 𝘼𝙦𝙞𝙙𝙖𝙝

Sholat tarawih habis isya bid'ah ?

HUKUM ROKOK SAMA DENGAN SOFT DRINK DAN MINUMAN SACHET