Dampak demokrasi terhadap Islam
Saat tiba pemilu, maka tibalah musim perpecahan di antara kaum muslimin. Bahkan tak jarang suami istri bisa bertikai akibat perbedaan sikap politik demokrasi. Berpecah dalam berbagai partai politik sekuleristik, nasionalistik bahkan komunistik. Para ulama dan kyai pun diperalat dan ikut berpecah pula. Mengenaskan.
Demokrasi adalah ideologi transnasional sebagai alat penjajahan Barat kepada dunia Islam. Perpecahan dunia Islam dalam ikatan nasionalisme adalah akibat kolonialisme demokrasi itu. Sampai kapan pun, sistem demokrasi akan terus menolak Islam, meskipun kaum muslimin menginginkannya. Menjijikkan.
Di berbagai belahan negeri-negeri muslim yang telah diperbudak oleh nasionalisme, kini dalam keadaan terjajah dan terzalimi oleh bangsa asing. Kemiskinan, perampokan sumber daya alam, pembunuhan, pengusiran terus saja terjadi di depan mata kita. Lihatlah kaum muslimin di Myanmar, China, Palestina, Indonesia, Bosnia, dan belahan negara lainnya. Adakah kita tidak melihatnya. Memilukan.
Perampokan sumber daya alam oleh negara-negara imperialis kapitalis di negeri-negeri kaum muslimin atas nama privatisasi telah menjadi karakter dasar demokrasi. Sementara negeri muslim dijerat dengan utang ribawi ribuan triliun. Akibatnya negeri muslim menjadi miskin dan diperbudak. Sungguh miris.
Demokrasi adalah cara orang Barat menjadikan kaum muslimin tumbuh sebagai pengkhianat atas agamanya sendiri. Atas nama pemujaan kepada demokrasi, maka agamanya sering dianggap lebih rendah. Ayat dalam kitab suci sering dihina, ditempatkan di bawah ayat konstitusi. Tak tahu diri.
Sejak awal demokrasi digulirkan oleh kaum penjajah Barat, maka berbagai gerakan pembusukan ajaran Islam terus mereka lancarkan. Mereka menjadikan filsafat sebagai alat utama proyek pembusukan ajaran Islam. Misionarisme, orientalisme, sekulerisme, liberalisme, dan pluralisme adalah sebagian kecil alat-alat pembusukan itu. Demokrasi busuk.
Komentar
Posting Komentar