Bapak Pendidikan Nasional?

 Setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Keputusan yang merupakan Keppres No. 316 tahun 1959 tertanggal 16 Desember 1959 pasalnya merujuk pada tanggal lahir seorang tokoh bernama Ki Hajar Dewantara sang pendiri Taman Siswa. Namun belakangan banyak yang mulai mempertanyakan terkait penokohan dan penetapan hari tersebut yang beranggapan bahwasanya penetapan itu sarat dengan sifat politis dan subyektif, serta jauh dari fakta historis.


Mengapa anggapan bahwa penokohan Ki Hajar Dewantara sebagai sebuah kesalahan atau lebih tepatnya sebuah distorsi  terutama dalam pendidikan nasional, karena ketika ditilik lebih lanjut peran historis dan latar belakangnya lah yang cukup membuktikan kesalahan tersebut.

Sebagai contoh lain adalah, aliran ini merupakan anak kesayangan penjajah Belanda, Ini terlihat dari mesranya hubungan tersebut dengan didorongnya kelahiran Boedi Oetomo berpaham kebatinan dan fokus pada ajaran Kejawen. Berangkat dari keyakinan ini pula dasar Taman Siswa didirikannya. Taman Siswa adalah lembaga pendidikan bercorak kebangsaan, kebatinan, dan mengadopsi nilai-nilai siswa (Artawijaya, Gerakan Theosofi di Indonesia).

Ketika mendirikan Taman Siswa, sebut Artawijaya, Ki Hajar Dewantara banyak dipengaruhi oleh pemikiran Rabindranath Tagore (ahli pendidikan dan ilmu jiwa dari India yang menjadi rujukan anggota Theosofi), Maria Montessori (ahli pendidikan dari Italia), dan Rudolf Steiner (pendiri Antrophosophy Society)

Jelaslah, melihat tokoh-tokoh yang menjadi rujukan Ki Hajar dalam mendirikan Taman Siswa, lembaga pendidikan yang didirikannya bercorak Barat dan mengusung humanisme.

Disebutkan, corak pendidikan Taman Siswa hampir sama dengan Arjuna School, sekolah yang didirikan kelompok Theosofi di Indonesia, yang mempunyai pemahaman bahwa dasar dari semua sistem pendidikan yang dijalankan adalah kemerdekaan budi pekerti dan keterampilan. Dasar ketuhanan sebagai pijakan sama sekali tidak tercantum.

#aljihaddakwah #tarikhislam



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan itu wajib Sholat Jumat

Dampak demokrasi terhadap Islam

Cara mendapatkan ketenangan?